All God's creatures are born with individualized

All God's creatures are born with meaningful beauty

All God's creatures are born with a sense of togetherness

All God's creatures are born with the ability to lead themselves and this beautiful nature

This world is a collection of every part that forms a harmony like the leaves that come together to form a tree, which is sturdy with armed struggle and togetherness

1/04/2015

Game untuk Menghangatkan, Kerjasama dan Komunikasi

1. Badai Berhembus (The Great Wind Blows)
Strategi ini merupakan icebreaker yang dibuat cepat yang membuat para peserta latihan bergerak tertawa. Strategi tersebut merupakan cara membangun team yang baik dan menjadikan para peserta lebih mengenal satu sama lain.


Langkah-langkah :
  • Aturlah kursi –kursi ke dalam sebuah lingkaran. Mintalah peserta untuk duduk di kursi yang telah disediakan.
  • Jelaskan kepada peserta aturan permainan, untuk putaran pertama pemandu akan bertindak sebagai angin.
  • Pemandu sebagai angin akan mengatakan ‘ angin berhembus kepada yang memakai – misal : kacamata’ (apabila ada beberapa peserta memakai kacamata).
  • Peserta yang memakai kacamata harus berpindah tempat duduk, pemadu sebagai angin ikut berebut kursi.
  • Akan ada satu orang peserta yang tadi berebut kursi, tidak kebagian tempat duduk. Orang inilah yang menggantikan pemandu sebagai angin.
  • Lakukan putaran kedua, dan seterusnya. Setiap putaran yang bertindak sebagai angin harus mengatakan ‘angin berhembus kepada yang …………. (sesuai dengan karakteristik peserta, misal : baju biru, sepatu hitam, dsb)
============================
2. Lempar spidol
Permainan ini bertujuan untuk menghangatkan suasana dan menghilangkan kekakuan antar peserta dan pemandu dan antar peserta sendiri . Pelajaran yang bisa dipetik dari permainan ini adalah perlunya sikap hati–hati dan cepat tanggap.
Langkah–langkah :
  • Mintalah semua peserta berdiri bebas di depan tempat duduk masing-masing.
  • Minta peserta bertepuk tangan ketika Anda melemparkan spidol ke udara, dan pada saat spidol Anda tangkap lagi dengan tangan, semua peserta serta merta diminta berhenti bertepuk tangan. Ulangi sampai beberapa kali.
  • Ulangi proses ke-2 dengan tambahan selain bertepuk tangan juga bersenandung. ( bergumam ) : “Mmmmm….!”.
  • Ulangi proses ke–3 ini beberapa kali, dan setiap kali semakin cepat gerakannya, kemudian akhiri dengan satu anti klimaks: spidol Anda tidak dilambungkan, tapi hanya melambungkan tangan seperti akan melambungkannya ke atas (gerak tipu yang cepat !). amati : apakah peserta masih bertepuk tangan dan bergumam atau tidak ?
  • Mintalah tanggapan dan kesan, lalu diskusikan dan analisa bersama kemudian simpulkan.
============================
3. Sepatu Lapangan :
Permainan ini bermanfaat untuk mendorong proses kerjasama Tim, bahwa dalam sebuah Tim setiap orang akan belajar mendengar pendapat orang lain dan merekam masing-masing pendapat secara cermat dalam pikirannya, sebelum memutuskan pendapat apa yang terbaik menurut kelompok.
Langkah – langkah :
  • Bagilah peserta ke dalam kelompok – kelompok kecil ( 5 – 6 orang ), 1 orang akan menjadi pembicara kelompok.
  • Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang sepatu lapangan apa yang cocok untuk bekerja di ‘lapangan’ dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan (waktunya sekitar 5 menit)
  • Mintalah pembicara kelompok untuk mengingat pendapat yang berbeda dan pendapat yang sama dari setiap orang di kelompoknya masing-masing.
  • Mintalah pembicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi ini seklaigus memperkenalkan nama anggota kelompoknya dan apa pendapat orang – orang tersebut mengenai topik diskusi di atas.
  • Setelah semua kelompok selesai, kemudian diskusikan : Apakah pembicara telah menyampaikan pendapat semua anggota kelompoknya secara tepat ? Apa yang dikurangi? Apa yang ditambah ? Apa yang tidak tepat.
============================
4. Kompak
Permainan ini bermanfaat untuk menghangatkan suasana dan membentuk suasana kerja dalam Tim.
Langkah–langkah :
  • Jelaskan kepada peserta aturan permainan ini
  • Bagilah peserta ke dalam 5 – 6 kelompok, yang penting satu kelompok terdiri dari 6 orang.
  • Mintalah masing – masing kelompok untuk membuat lingkaran dan satu orang anggota dari masing-masing kelompok untuk berdiri di tengah – tengah kelompoknya.
  • Katakana bahwa permainan ini untuk mnguji kita , apakah di antara teman-teman dalam kelompok itu saling percaya kepada TIM KERJA KITA. Yang berdiri di tengah harus menutup matanya, dengan ditutup kain, kemudian menjatuhkan diri secara bebas kea rah mana saja.
  • Sementara itu teman-teman dalam kelompoknya melingkar dan harus bertanggungjawab atas keselamatan teman yang di tengah tadi, karena permainan ini bisa – bisa akan memakan korban, maka jika yang di tenagh menjatuhkan diri kepadanya dia harus siap dan bertanggungjawab untuk menahan dan melemparkannya kepada teman yang lain. Begitu seterusnya, dan minta siapa yang di tengah bisa bicara dengan cara bergiliran .
============================
5. Bercermin
Langkah–langkah :
  • Minta setiap peserta untuk berpasangan, 1 orang menjadi bayangan di cermin dan 1 orang menjadi seseorang yang sedang berdandan di depan cermin.
  • Bayangan harus mengikuti gerak – gerik orang yang berdandan.
  • Keduanya harus bekerja sama agar bisa bergerak secara kompak dengan kecepatan yang sama.
  • Minta peserta untuk mendiskusikan apa pesan dalam permainan ini.
Sumber: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/30/game-dalam-pelatihan-iii/
dwslmflmfcKonselor Jerman, Angela Merkel meminta agar pengawasan terhadap hukum persenjataan diperketat menyusul insiden penembakan yang dilakukan oleh seorang remaja berumur 17 tahun yang membunuh 15 orang minggu lalu sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri juga.

Merkel mengatakan bahwa ia sangat terkejut dengan pembunuhan di daerah barat daya kota Winnenden, dimana bocah umur 17 tahun bernama Tim Kretschmer menembak mati 15 orang menggunakan senjata ayahnya. 12 orang di antaranya adalah teman sekolahnya.

Merkel mengatakan pada radio Deutschlandfunk bahwa sangatlah penting peraturan mengenai tempat penyimpanan senjata dan amunisi diberlakukan.

"Para ahli tentunya akan mempertimbangkan: apakah mungkin untuk memastikan pelaksanaan peraturan tersebut lebih jauh lagi melalui kontrol yang tidak diberitahukan atau cara lain?" katanya.

Ia tidak mengatakan apakah cara tersebut juga termasuk memeriksa rumah masing-masing orang.

Pembunuhan di Winnenden telah menimbulkan beberaa panggilan dari politisi untuk memperketat hukum persenjataan di Jerman. 78 % warga Jerman memilih agar senjata-senjata dilarang untuk disimpan di rumah pribadi.

Tetapi Interior Minister Wolfgang Schaeuble, seorang anggota dari Merkel's Christian Democrats, mengatakan pada Reuters minggu lalu bahwa Jerman sama sekali tidak perlu merubah hukum mengenai persenjataannya.

Kretschmer menembak beberapa korbannya tepat di kepala dengan menggunakan senjata ayahnya yang memang secara resmi telah teregistrasi bertipe Beretta.

Ayahnya adalah seorang anggota dari klub menembak dan ia mempunyai 15 senjata di rumah. 14 senjata tersebut terkunci dengan aman di lemari senjata seperti yang diharuskan oleh hukum. Tetapi senjata Beretta yang digunakan oleh anaknya tersebut terletak di ruang tidur.

Jerman telah memperkeras hukum mengenai senjata pada tahun 2002 silam setelah terjadi kejadian serupa dimana seorang remaja berumur 19 tahun menembak mati 16 orang dan juga dirinya sendiri di sekolah tinggi di Jerman Timur.

Schaeuble bersikap skeptis pada hari minggu kemarin mengenai proposalnya terhadap beberapa politisi yang berisi bahwa semua senjata hanya boleh disimpan di klub menembak.

"Kami telah memiliki satu dari undang-undang mengenai persenjataan terketat yang ada di dunia," katanya saat tidak sedang berada dalam rapat dengan para menteri interior dari enam negara terbesar dalam European Union. "Sekarang kita harus memeriksa apakah peraturan tersebut melekat pada kasus ini."

Schaeuble juga mendiskusikan mengenai kekerasan remaja dengan rekannya dari Inggris, Perancis, Italia, Polandia dan Spanyol yang diikuti oleh Janet Napolian, US Homeland Security Secretary.

Dalam rapat tersebut, juga dibicarakan mengenai perlawanan melawan kejahatan dan terorisme dan diperkirakan sampai sekarang masih belum akan terlihat sebuah tindakan konkret.

Merkel juga mengatakan bahwa sekarang ia juga sedang mempertimbangkan mengenai apa yang dapat dilakukan untuk membatasi akses pada game-game yang bersifat kekerasan, tapi ia tidak memberikan informasi apapun dengan rinci.

"Pelajarannya adalah kita harus lebih memperhatikan semua kaum muda - itu benar sekali untuk pihak orang tua dan pendidik," ujar Merkel. "Kita harus melakukan semuanya untuk mencegah agar anak-anak tidak bisa mengakses senjata dan juga tidak terlalu banyak melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan kekerasan." - See more at: http://www.kotakgame.com/berita/detail/1502/Konselor-Jerman-Angkat-Bicara-Mengenai-Kasus-Penembakan-di-Jerman#sthash.Y361e63L.dpuf
Konselor Jerman, Angela Merkel meminta agar pengawasan terhadap hukum persenjataan diperketat menyusul insiden penembakan yang dilakukan oleh seorang remaja berumur 17 tahun yang membunuh 15 orang minggu lalu sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri juga.

Merkel mengatakan bahwa ia sangat terkejut dengan pembunuhan di daerah barat daya kota Winnenden, dimana bocah umur 17 tahun bernama Tim Kretschmer menembak mati 15 orang menggunakan senjata ayahnya. 12 orang di antaranya adalah teman sekolahnya.

Merkel mengatakan pada radio Deutschlandfunk bahwa sangatlah penting peraturan mengenai tempat penyimpanan senjata dan amunisi diberlakukan.

"Para ahli tentunya akan mempertimbangkan: apakah mungkin untuk memastikan pelaksanaan peraturan tersebut lebih jauh lagi melalui kontrol yang tidak diberitahukan atau cara lain?" katanya.

Ia tidak mengatakan apakah cara tersebut juga termasuk memeriksa rumah masing-masing orang.

Pembunuhan di Winnenden telah menimbulkan beberaa panggilan dari politisi untuk memperketat hukum persenjataan di Jerman. 78 % warga Jerman memilih agar senjata-senjata dilarang untuk disimpan di rumah pribadi.

Tetapi Interior Minister Wolfgang Schaeuble, seorang anggota dari Merkel's Christian Democrats, mengatakan pada Reuters minggu lalu bahwa Jerman sama sekali tidak perlu merubah hukum mengenai persenjataannya.

Kretschmer menembak beberapa korbannya tepat di kepala dengan menggunakan senjata ayahnya yang memang secara resmi telah teregistrasi bertipe Beretta.

Ayahnya adalah seorang anggota dari klub menembak dan ia mempunyai 15 senjata di rumah. 14 senjata tersebut terkunci dengan aman di lemari senjata seperti yang diharuskan oleh hukum. Tetapi senjata Beretta yang digunakan oleh anaknya tersebut terletak di ruang tidur.

Jerman telah memperkeras hukum mengenai senjata pada tahun 2002 silam setelah terjadi kejadian serupa dimana seorang remaja berumur 19 tahun menembak mati 16 orang dan juga dirinya sendiri di sekolah tinggi di Jerman Timur.

Schaeuble bersikap skeptis pada hari minggu kemarin mengenai proposalnya terhadap beberapa politisi yang berisi bahwa semua senjata hanya boleh disimpan di klub menembak.

"Kami telah memiliki satu dari undang-undang mengenai persenjataan terketat yang ada di dunia," katanya saat tidak sedang berada dalam rapat dengan para menteri interior dari enam negara terbesar dalam European Union. "Sekarang kita harus memeriksa apakah peraturan tersebut melekat pada kasus ini."

Schaeuble juga mendiskusikan mengenai kekerasan remaja dengan rekannya dari Inggris, Perancis, Italia, Polandia dan Spanyol yang diikuti oleh Janet Napolian, US Homeland Security Secretary.

Dalam rapat tersebut, juga dibicarakan mengenai perlawanan melawan kejahatan dan terorisme dan diperkirakan sampai sekarang masih belum akan terlihat sebuah tindakan konkret.

Merkel juga mengatakan bahwa sekarang ia juga sedang mempertimbangkan mengenai apa yang dapat dilakukan untuk membatasi akses pada game-game yang bersifat kekerasan, tapi ia tidak memberikan informasi apapun dengan rinci.

"Pelajarannya adalah kita harus lebih memperhatikan semua kaum muda - itu benar sekali untuk pihak orang tua dan pendidik," ujar Merkel. "Kita harus melakukan semuanya untuk mencegah agar anak-anak tidak bisa mengakses senjata dan juga tidak terlalu banyak melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan kekerasan." - See more at: http://www.kotakgame.com/berita/detail/1502/Konselor-Jerman-Angkat-Bicara-Mengenai-Kasus-Penembakan-di-Jerman#sthash.Y361e63L.dpuf
Konselor Jerman, Angela Merkel meminta agar pengawasan terhadap hukum persenjataan diperketat menyusul insiden penembakan yang dilakukan oleh seorang remaja berumur 17 tahun yang membunuh 15 orang minggu lalu sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri juga.

Merkel mengatakan bahwa ia sangat terkejut dengan pembunuhan di daerah barat daya kota Winnenden, dimana bocah umur 17 tahun bernama Tim Kretschmer menembak mati 15 orang menggunakan senjata ayahnya. 12 orang di antaranya adalah teman sekolahnya.

Merkel mengatakan pada radio Deutschlandfunk bahwa sangatlah penting peraturan mengenai tempat penyimpanan senjata dan amunisi diberlakukan.

"Para ahli tentunya akan mempertimbangkan: apakah mungkin untuk memastikan pelaksanaan peraturan tersebut lebih jauh lagi melalui kontrol yang tidak diberitahukan atau cara lain?" katanya.

Ia tidak mengatakan apakah cara tersebut juga termasuk memeriksa rumah masing-masing orang.

Pembunuhan di Winnenden telah menimbulkan beberaa panggilan dari politisi untuk memperketat hukum persenjataan di Jerman. 78 % warga Jerman memilih agar senjata-senjata dilarang untuk disimpan di rumah pribadi.

Tetapi Interior Minister Wolfgang Schaeuble, seorang anggota dari Merkel's Christian Democrats, mengatakan pada Reuters minggu lalu bahwa Jerman sama sekali tidak perlu merubah hukum mengenai persenjataannya.

Kretschmer menembak beberapa korbannya tepat di kepala dengan menggunakan senjata ayahnya yang memang secara resmi telah teregistrasi bertipe Beretta.

Ayahnya adalah seorang anggota dari klub menembak dan ia mempunyai 15 senjata di rumah. 14 senjata tersebut terkunci dengan aman di lemari senjata seperti yang diharuskan oleh hukum. Tetapi senjata Beretta yang digunakan oleh anaknya tersebut terletak di ruang tidur.

Jerman telah memperkeras hukum mengenai senjata pada tahun 2002 silam setelah terjadi kejadian serupa dimana seorang remaja berumur 19 tahun menembak mati 16 orang dan juga dirinya sendiri di sekolah tinggi di Jerman Timur.

Schaeuble bersikap skeptis pada hari minggu kemarin mengenai proposalnya terhadap beberapa politisi yang berisi bahwa semua senjata hanya boleh disimpan di klub menembak.

"Kami telah memiliki satu dari undang-undang mengenai persenjataan terketat yang ada di dunia," katanya saat tidak sedang berada dalam rapat dengan para menteri interior dari enam negara terbesar dalam European Union. "Sekarang kita harus memeriksa apakah peraturan tersebut melekat pada kasus ini."

Schaeuble juga mendiskusikan mengenai kekerasan remaja dengan rekannya dari Inggris, Perancis, Italia, Polandia dan Spanyol yang diikuti oleh Janet Napolian, US Homeland Security Secretary.

Dalam rapat tersebut, juga dibicarakan mengenai perlawanan melawan kejahatan dan terorisme dan diperkirakan sampai sekarang masih belum akan terlihat sebuah tindakan konkret.

Merkel juga mengatakan bahwa sekarang ia juga sedang mempertimbangkan mengenai apa yang dapat dilakukan untuk membatasi akses pada game-game yang bersifat kekerasan, tapi ia tidak memberikan informasi apapun dengan rinci.

"Pelajarannya adalah kita harus lebih memperhatikan semua kaum muda - itu benar sekali untuk pihak orang tua dan pendidik," ujar Merkel. "Kita harus melakukan semuanya untuk mencegah agar anak-anak tidak bisa mengakses senjata dan juga tidak terlalu banyak melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan kekerasan." - See more at: http://www.kotakgame.com/berita/detail/1502/Konselor-Jerman-Angkat-Bicara-Mengenai-Kasus-Penembakan-di-Jerman#sthash.Y361e63L.dpuf

Jadikan Stres Sebagai Sahabat

Stres selalu ada di dalam setiap aspek kehidupan. Namun stres seharusnya tidak selalu menjadi musuh karena sebenarnya stres dapat membantu mengeluarkan potensi terbaik dalam diri Anda. Bagaimana bisa?
Menurut psikologis Stephen Joseph, profesor di University of Nottingham, orang yang dapat mengelola stres dan memanfaatkannya dalam cara yang membangun akan mengalami pertumbuhan pribadi yang luar biasa. Stres positif ini dapat memberikan dorongan untuk menyelesaikan tugas sebelum deadline, melakukan repetisi lebih banyak di gym, dan juga kesigapan.

Joseph menjelaskan, ada lima situasi yang membuat stres dalam jumlah yang moderat dapat berefek positif bagi kehidupan Anda.
1. Stres di tempat kerja
Ingin hidup bebas stres? Maka cek ambisi di dalam diri Anda. Menurut direktur utama The Stress Institute Kathleen Hall, orang yang tidak memiliki rasa stres secara umum adalah orang yang tidak berambisi.
"Menjadi stres di tempat kerja artinya Anda produktif. Anda bekerja di bawah deadline dan termotivasi untuk mencapai posisi yang lebih tinggi dan meraih kesempatan. Kuncinya, Anda perlu fokus mencapai tujuan Anda," sarannya.
2. Stres di rumah
Saat stres, tubuh mengeluarkan hormon kortisol untuk mempercepat metabolisme, demikian menurut sebuah studi dari Stanford University. Respon stres yang panjang dapat memicu gangguan kesehatan, namun jika terjadi sesekali justru akan meningkatkan kemampuan mengingat, memperkuat sistem imun, dan mengaktifkan sel otak.
3. Stres dalam kompetisi
Kompetisi seringkali menimbulkan stres. Menurut Hall, jika Anda tidak pernah stres, maka Anda tidak akan pernah tahu potensi terbesar Anda. "Stres dalam kompetisi akan membuat Anda mengeluarkan potensi terbaik Anda untuk memenangkannya," ujanya.
4. Stres di sekolah
Menurut sebuah studi dalam Social Indicators Research, stres di sekolah akan memberikan keuntungan, salah satunya menambah cerdas otak Anda. Siswa yang stres akademik cenderung untuk lebih berprestasi di kelas.
5. Stres di gym
Study di Journal of Strength and Conditioning Research mengungkap, stres positif dikaitkan dengan fungsi biologis tertentu yang membantu tubuh menjadi lebih kuat untuk melakukan latihan di beban. Ketika tubuh merasa mencapai batasnya, stres tubuh akan memacu adrealin yang membantu rasa tidak nyaman tersebut.

sumber; http://health.kompas.com

3 Alasan Mengapa Lebih Gampang Stres daripada Bahagia

Rasanya memang tidak ada orang yang bebas dari stres. Masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti beban pekerjaan, situasi keuangan, dan juga konlik dengan pasangan, bisa membuat kita selalu merasa tegang dan cemas.

Ada banyak alasan mengapa kita sulit bersikap tenang ketika menghadapi masalah-masalah tersebut. Tetapi menurut Jan Bruce, CEO meQuilibrium, sistem coaching digital untuk stres, paling tidak ada 3 alasan mengapa manusia modern lebih gampang merasakan emosi stres ketimbang bahagia.

 

1. Merasa membuang waktu
Mengapa perlu keluar kantor dan berpanas-panasan jika Anda bisa makan di meja sambil menyelesaikan pekerjaan? Mengapa harus berjalan kaki dan menghabiskan waktu 10 menit ketika kita bisa naik kendaraan dan pulang lebih cepat untuk bersantai?

Memang ironis tapi itu fakta: kita merasa bisa menghemat waktu dengan memberikan pada diri kita waktu yang sedikit. Tetapi cara kerjanya bukan seperti itu. Waktu tidak selalu uang dan kita tidak bisa menyimpannya dalam toples. Anda harus menghabiskannya saat memilikinya. Kuncinya adalah menghabiskan waktu dengan bijaksana. Belum tentu Anda bisa punya kesempatan untuk menikmati waktu tersebut.

2. Fokus pada masa depan
Mayoritas kita menghabiskan waktu kita untuk memikirkan apa yang terjadi di masa depan, entah itu akan terjadi besok atau mungkin terjadi minggu depan. Tetapi jika kita kehilangan momen saat ini, sebenarnya kita sudah kehilangan banyak hal. Kita tak bisa tenang, gembira, dan tidak bisa menikmati jika kita tak sungguh-sungguh ada untuk saat ini.

Pada derajat tertentu, insting bertahan hidup manusia akan selalu membuat kita terlatih demi masa depan. Ini memang cara kita hidup. Tetapi mereka yang lebih tahan, fleksibel, dan lebih bahagia, adalah mereka yang menghargai momen saat ini.

3. Membela diri
Karena banyaknya tuntutan atas waktu, perhatian, dan sumber daya kita, seringkali kita merasa takut untuk membuat "pintu otak" kita agar tidak dibanjiri stres tambahan. Padahal terkadang kita perlu membuka diri sedikit untuk hal yang berbeda dan melepaskan ketegangan.

Ini berarti kita bisa menjalani hari-hari dan juga akhir pekan dengan melakukan sesuatu dari yang rutin kita lakukan. Cari kesempatan untuk menghubungi teman, atau membaca buku yang bisa membuat Anda masuk ke dunia cerita. Atau berbaring di rumput dan memandangi langit tanpa perlu berpikir apa pun.

Rasa takjub, tenang, dan gembira, bukanlah sesuatu yang kita rencanakan untuk nanti. Kita harus berusaha meluangkan waktu untuk merasakannya saat ini.

Sumber; http://health.kompas.com/read/2014/05/16/1632189/3.Alasan.Mengapa.Lebih.Gampang.Stres.daripada.Bahagia

Hanya 428 Guru BK yang Berpendidikan Profesi Konselor

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia Mungin Eddy Wibowo mengatakan bahwa belum semua guru bimbingan konseling di sekolah merupakan sarjana bimbingan konseling.

"Dari 33.000 guru BK belum semuanya merupakan sarjana bimbingan konseling, mereka ada yang dari guru mata pelajaran dan yang BK pun masih ada yang sarjana muda," katanya di Magelang, Kamis. Ia mengatakan hal tersebut usai menjadi pembicara pada seminar konseling Malaysia-Indonesia (Malindo) 3 di Magelang.

Sesuai tuntutan Permendiknas nomor 27 Tahun 2008, katanya, untuk menjalankan tugas bimbingan konseling di sekolah satuan pendidikan harus memperkerjakan konselor atau guru BK yang memiliki kualifikasi dalam suatu kompetensi. Ia menuturkan, dari sebanyak 33.000 guru BK tersebut, baru sebanyak 438 berpendidikan profesi konselor.

Menurut dia, selama ini masih ada keluhan kalau ada sebagian sekolah tidak mendukung keberadaan guru BK. Kalau di suatu sekolah guru BK didukung oleh sistem, yaitu kepala sekolah dan guru mata pelajaran mendukung maka guru BK akan bisa ketemu dengan peserta didik.

"Guru BK diberi waktu untuk masuk kelas paling tidak dua jam pelajaran maka bisa memberikan layanan sifatnya vertikal yang orientasinya pada pencegahan dan pamahaman, misalnya diinformasikan tentang bahaya narkoba dan tentang bahaya tawuran sehingga siswa memperoleh pemahaman," katanya.

Selain itu, katanya, berfungsi preventif dan pengembangan pribadi serta bagi mereka yang mempunyai masalah.

"Guru BK harus diberi kesempatan untuk menangani permasalahan tersebut. Kalau tidak bisa dilakukan pada jam sekolah bisa dilakukahttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=937032496903275294#editor/target=post;postID=532313627668457940n di luar jam sekolah," katanya.

Ia mengatakan, Abkin sudah koordinasi dengan pihak sekolah agar memberdayakan guru BK, karena bimbingan konseling merupakan bagian dari suatu sistem di sekolah.

"Sehebat apa pun guru mengajar dengan menguasai materi, siswa tidak akan bisa mencapai daya serap, tidak akan mencapai keterampilan yang bagus, tidak akan berafektif bagus jika siswa itu sendiri sedang mempunyai suatu masalah," katanya.

Menurut dia, agar bisa diberdayakan, tentunya konselor harus menunjukkan kualitasnya, sebab kalau dia tidak berkualitas tentunya tidak akan dipercaya.

"Hal ini tentu menjadi tantangan Abkin bagaimana bisa membantu anggotanya meningkatkan kualitas, salah satunya sekarang ditemukan dalam pertemuan ilmiah ini," katanya.

Sumber:  http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/13/05/30/mnm72j-hanya-428-guru-bk-yang-berpendidikan-profesi-konselor

Teori Ginzberg



2.1  Tokoh
Teori perkembangan karir (development career choice theory) Ginzberg merupakan hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan karir. Kelompok ini terdiri dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang psikiater, S. Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang psikolog.
2.2  Konsep
Munandir (1996: 92) menjelaskan bahwa Teori Ginzberg dikembangkan pada tahun 1951 berdasarkan hasil studi melalui pengamatan dan wawancara dengan sampel yang terdiri atas jenis laki-laki, dari keluarga yang pendapatnya di atas rerata, banyak dari ayahnya adalah tenaga professional dan ibunya berpendidikan tinggi. Sampel yang digunakan masih belum bisa mewakili dari mereka yang berjenis kelamin perempuan pada umumnya dan dari kalangan yang penghasilannya rendah.
Teori Ginzberg mempunyai tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu suatu proses), irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa dirubah atau dibalik), dan kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor yang bermain, yaitu minat, kemampuan, dan nilai). Teori ini kemudian, pada tahun 1970, direvisi. Proses yang semula berakhir pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja, kemudian dirumuskan bahwa tidak demikian halnya tetapi berlangsung terus. Mengenai irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat menentukan. Apa yang terjadi sebelum orang berumur dua puluh tahun mempengaruhi kariernya. Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam pilihan pekerjaannya.
Konsep kompromi juga mengalami revisi sebagai hasil temuan-temuan risetnya. Konsep dasar tentang kompromi tetap, yaitu bahwa dalam pemilhan pekerjaan ada unsur kompromi. Hanya saja, hal itu bukan peristiwa sekali saja. Konsep optimisasi yang merupakan penyempurnaan teorinya berarti bahwa setiap orang berusaha mencari kecocokan paling baik antara minatnya yang terus mengalami perubahan, tujuan-tujuannya, dan keadaan yang juga terus berubah. Kompromi bersifat dinamis dan berlangsung seumur hidup .
Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad dan Herma dalam Munandir (1996: 90-91), perkembangan dalam proses pilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan yang utama, yaitu fantasi, tentatif dan realistik.
1.       Masa Fantasi
Masa yang mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. Ciri utama dari masa ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan belaka. Seperti, anak yang berumur lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi dokter karena dokter umumnya bermobil mewah dan penghasilannya besar. Anak seperti percaya bahwa ia bisa menjadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya mengenai orang0orang yang bekerja atau keadaan lingkungan kerjanya.
2.       Masa Tentatif
Dalam masa tentatif pilihan karier orang juga mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas) melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya. Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan atau nilai kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari padanya lainnya.
Dalam masa tentatif, terdapat istilah masa transisi yaitu masa peralihan sebelum orang memasuki masa realistik. Dalam masa ini anak memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya, yaitu masa orientasi minat, orientasi kapasitas dan orientasi nilai.
3.       Tahap Realistik
a.       Masa Eksplorasi
Anak mulai melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
b.       Tahap Kristalisasi
Dalam kegiatan-kegiatan selama tahap eksplorasi, anak mungkin mencapai keberhasilan tetapi mungkin juga kegagalan. Pengalaman-pengalaman berhasil dan gagal ini ikut membentuk pola. Inilah tahap kristalisasi, ketika anak mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik dari dalam diri (internal) maupun yang dari luar diri (eksternal).
c.       Tahap Spesifikasi
Saat tahap ini anak memilih pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang khusus. Misalnya, jika anak memilih pekerjaan bidang pendidikan, ia akan mengkhususkan pilihannya itu pada pekerjaan guru dan bukan pekerjaan lain di bidang pendidikan. Di bidang keguruan, ia akan lebih khusus memilih guru dalam bidang studi apa.
Menurut Winkel (2004: 628-629), dengan melewati rangkaian dan tahap itu orang muda secara berangsur-angsur membuat banyak pilihan, dari yang masih sementara sampai yang definitif. Mula-mula kelompok Ginzberg berpendapat bahwa sekuensi segala pilihan itu tidak dapat diulang kembali, dalam arti orang muda yang sudah sampai fase lebih tinggi tidak dapat kembali ke suatu fase di bawahnya untuk meninjau kembali pilihan yang dibuat pada fase lebih bawah itu (irreversible). Namun, pendapat itu kemudian ditinggalkan, hanyalah ditekankan bahwa pilihan-pilihan yang dibuat pada awal proses perkembangan vokasional sangat berpengaruh terhadap urutan pilihan selanjutnya, tanpa menyangkal lagi kemungkinan bahwa suatu keputusan yang diambil dahulu masih dapat ditinjau kembali. Demikian pula implikasi bahwa perkembangan jabatan seseorang berhenti sesudah dia mengambil kepastian tentang jabatannya pada tahap penentuan, pada waktu kemudian disangkal diakui pula bahwa orang dewasa malah harus membuat beberapa pilihan di antara berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kariernya dan memperoleh kepuasan pribadi yang lebih mendalam.
Meskipun data hasil penelitian lebih lanjut terhadap validitas teori ini tidak seluruhnya mendukung pembagian atas rangkaian fase dan tahap menurut pembagian tentang umur tetentu, seperti tergambarkan oleh sekelompok Ginzberg pandangan ini mempunyain relevansi bagi pendidikan karier dan bimbingan karier. Suatu pilihan karier yang pasti merupakan puncak dari segala pilihan sisipan/intermedier yang diambil selama tahun-tahun sebelumnya. Maka konselor di sekolah menengah harus memperhatikan apakah siswa-siswi yang dilayani tidak terlalu mengingat diri, tanpa memiliki gambaran diri yang cukup bulat, sesuai dengan yang disebut tahap transisi, dan tanpa mempertimbangkan berbagai alternatif yang tersedia baginya, sesuai dngan tahap eksplorasi.
2.3  Karakteristik Teori Ginzberg
Periode
Usia
Karakteristik
Fantasi
Masa kanak-kanak sebelum 11 tahun
-     Tahap awal murni berorientasi pada bermain.
-     Menjelang akhir tahap ini bermain menjadi orientasi kerja.
Tentatif
Awal masa remaja (usia 11 – 18 tahun)
-    Proses transisi yang ditandai oleh pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan kerja.
-    Pengenalan bakat, minat, kemampuan, imbalan kerja, nilai dan persefektif waktu.
Realistik
Pertengahan masa remaja (usia 18 tahun sampai awal masa dewasa)
-    Perintegrasian tugas dan minat.
-    Kelanjutan perkembangan nilai-nilai.
-    Spesifikasi pilihan okupasi.
-    Kristalisasi pola-pola okupasi.
2.4  Aplikasi dalam Bimbingan Karier
1.      Fantasi
Tahap fantasi mencakup usia kira-kira <12 tahun atau bisa dikatakan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Pada tahap ini karir tersebut masih sebatas angan, khayalan, imajinasi atau fantasi dari individu tersebut. Bisa dikatakan dalam menentukan cita-citanya anak SD atau yang berusia dibawah 12 tahun cenderung bersifat bersifat sembarangan, pilihan tersebut tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang mengenai kenyataan yang ada tetapi pada kesan yang diterima terhadap cita-cita tersebut. Misalnya seorang anak berusia 5 tahun yang ingin menjadi polisi karena kegagahannya dan keberaniannya. Anak seperti percaya bahwa ia dapat menjadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya mengenai lingkungan sekitar.
Pada kasus di atas seorang konselor dapat membantu anak tersebut dengan cara memperlihatkan, menggambarkan atau menjelaskan tentang cita-citanya tersebut melalui bahasa ataupun gambar-gambar yang mudah dipahami anak dibawah usia 12 tahun tanpa membatasi cita-cita atau mimpi dari setiap individu tersebut karena tak dapat dipungkiri juga karir setiap individu bisa berawal dari mimpi-mimpi yang tidak realistik.
2.   Tentatif
Pada tahap tentatif usia berkisar antara 11 samai 18 tahun, siswa SMP dan SMA, yang didalamnya meliputi 4 tahap yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi. Pada tahap ini anak mulai menimbang-nimbang misalnya mempertimbangkan kemampuan atau kapasitasnya. Namun seringkali individu kurang dapat memahami hal tersebut untuk itu dapat dibantu oleh konselor melalui bimbingan karir dalam mengetahui bakat dan minat yang dimilikinya sesuai umurnya. Pada siswa SMA  di kelas X dapat dibantu dalam memilih jurusan yang diinginkan sesuai minat, kemampuan dan nilai yang dimilikinya.
3.   Realistik
Tahap ini berkisar >19 tahun atau usia saat perkuliahan atau bekerja. Masa ini bertahap meliputi eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Selama masa realistic anak melakukan eksplorasi dan dengan menyatukan faktor internal dan eksternal, anak memasuki masa kristalisasi dimana anak harus sudah mengambil keputusan, selanjutnya anak memasuki masa spesifikasi yaitu mengambil keputusan yang khusus (spesifik) misalnya dibidang pendidikan, pekerjaan guru, guru SMP, guru SD atau bidang lain missal dokter, perawat, akuntan dan lain sebagainya.
Pada tahap ini konselor dapat membantu melalui layanan bimbingan karir agar dapat memahami potensi, bakat serta minat yang dimiliki untuk disesuaikan dengan pilihan karirnya.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, Fahmi Nuzulul. 2013. Teori Perkembangan Ginzberg. Tersedia di alamat http://faanuzululhuda.blogspot.com/2013/03/teori-perkembangan-ginzberg.html [diakses 22/3/2014]
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik (Ditjen Dikti Depdikbud)
W.S Winkel & M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Koseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi






Masa Dewasa



2.1  Dewasa Awal
Hurlock mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut Santrock, orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya.
2.1.1        Perkembangan Fisik
·         Puncak dan penurunan kemampuan fisik
Status fisik puncak dicapai antara umur 18 sampai 30 tahun terutama antara umur 19 dan 26 tahun. Kesehatan juga mencapai puncaknya selama tahun-tahun tersebut. Ada bahaya tersembunyi dalam kemampuan fisik dan kesehatan yang puncak ini, kebiasaan yang jelek untuk kesehatan mungkin terbentuk. Menuju bagian akhir dari masa dewasa awal, pelambatan dan penurunan kondisi fisik mulai tampak.
·         Nutrisi dan prilaku
Penyebab kelebihan berat badan adalah kompleks dan melibatkan faktor genetik, mekanisme fisiologis, kognitif, dan pengaruh lingkungan. Kita telah menjadi populasi yang semakin kelebihan berat badan, dan program penghilang berat badanpun melimpah. Olahraga adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghilangkan berat badan khususnya jika dikombinasikan dengan konsumsi lemak yang sedikit.
·         Olahraga
Baik olahraga dengan tingkat sedang maupun intensif menghasilkan efek baik fisik dan psikologis yang penting, seperti rendahnya resiko penyakit jantung dan pengurangan kecemasan.
·         Ketergantungan dan pemulihan
Ketergantungan pada obat-obatan adalah persoalan yang umum pada masyarakat kita dengan alkoholisme yang paling menonjol. Pemulihan dari ketergantungan adalah sangat sulit. Alcoholic anomymous adalah kelompok dukungan social untuk self-help yang paling dikenal untuk masalah alkoholik dan orang dengan masalah lainnya. Kelompok self-help lain yang orientasinya tidak spiritual akhir-akhir ini banyak muncul.
2.1.2 Perkembangan Kognitif
·         Fase-fase kognitif
Pieget percaya bahwa seorang remaja dan seorang dewasa berpikir dengan cara yang sama.namun beberapa ahli perkembangan percaya bahwa baru pada saat masa dewasalah individu mengatur pemikiran operasoinal formal mereka. Sehingga mereka mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-masalah seperti remaja, tetapi meraka menjadi lebih sistematis ketika mendekati masalah sebagai seorang dewasa. Sementara beberapa orang dewasa lebih mampu menyusun hipotesis daripada remaja dan menurunkan suatu pemecahan masalah dari satu permasalahan banyak orang dewasa yang tidak berpikir dengan cara operasional formal sama sekali.
·         Kreatifitas
Pada usia 30 tahun, Thomas Edison menemukan fonograf hans Christian Anderson menulis kumpulan cerita dongeng pertamanya dan Mozart menciptakan komposisi the marriage of Figaro. Hal itu tampaknya sulit untuk disebut penurunan kreatifias selama masa dewasa awal. Dalam beberapa penelitian, kualitas produktifitas orang dewasa yang terkenal mencapai puncak tertinggi pada usia usia 30 tahun, hampir 80% dari sumbangan kreatif terpenting diselesaikan pada usia 50 tahun.
2.1.3 Perkembangan Sosioemosional
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidup­an psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan me­masuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams memperhaukan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja atau masa sebelumnya. Havighurst mengemukakan  perkembangan sosioemosional pada masa  dewasa awal, di antaranya :
·         mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang sah yaitu perkawinan resmi. Tentu saja perkawinan tersebut dilakukan atas dasar cinta yang romantik dan cinta yang penuh afeksi atau kebersamaan.
Cinta yang romantik juga disebut “cinta yang bergairah” karena memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan, dan seringkali mendominasi bagian awal suatu hubungan cinta. Peneliti cinta yang terkenal, Ellen Berscheid mengatakan bahwa cinta romantik adalah hal yang ia percaya harus kita pahami jika akan mempelajari apa cinta itu sesungguhnya. Cinta yang romantik mencakup jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda. Ketakutan, kemarahan, gairah seksual, kesenangan, dan kecemburuan sebagai contoh.
Sedangkan cinta yang penuh afeksi disebut juga cinta yang penuh kebersamaan yaitu ketika tipe cinta yang terjadi ketika hasrat individu untuk berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam dan sayang tehadap orang tersebut.
·         membina kehidupan rumah tangga
Pada masa dewasa awal, mereka mempersiapkan dan membuktikan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, sebelum mempersiapkan membina rumah tangga ada beberapa orang yang melakukan fase pertama yaitu leaving home and becoming a single adult yaitu proses dimana remaja menjadi orang dewasa dan keluar dari keluarga asalnya untuk sementara waktu karena ingin merasakan hidup mandiri dan mempunyai prifasi.
Pasangan baru adalah fase kedua setelah fase leaving home and becoming a single adult, yaitu dimana dua individu  dari dua keluarga yang berbeda bersatu untuk membentuk satu sistem keluarga yang baru. Fase ini tidak hanya melibatkan pembangunan satu sistem pernikahan baru, tetapi juga penyusunan kembali hubungan dengan keluarga jauh dan teman-teman untuk melibatkan pasangan.
·         meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang layak dan menjamin.
Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas kelangsungan hidupnya.
Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang telah memasuki fase dewasa, di antaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku dan penampilan, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam keluarga.
Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
Ø  Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.
Ø  Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.
Ø  Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya.
Di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua.
·         Dampak usia, seks, dan faktor keluarga terhadap perkembangan karier dan kepuasan kerja.
Dampak usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang memasuki fase dewasa awal di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua. Mereka cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak karier, akan tetapi mereka kurang bijaksana dalam bekerja.
Kepuasan pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses kehidupan, indikasi-indikasi kepentingan ini berkaitan dengan aspek kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja mengalmi ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya, keadaan ini seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat. Adapun sterssor-stressor tersebut dapat berupa :
Ø  Masalah seksual
Ø  Kurangnya dukungan dari keluarga
Ø  Gaji yang kecil
Ø  Pekerjaan yang monoton
Ø  Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
Ø  Ada masalah dengan atasan
Ø  Tidak ada pembagian yang jelas dalam pekerjaan
Ø  Adanya target produksi, dll.
·         menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti :
Ø  mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,surat  paspor/visa bagi mereka yang ingin ke luar negeri.
Ø  membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air, pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan).
Ø  menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat.
Ø  mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan, dan sebagainya).
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat.
2.1.4 Perkembangan Spiritual
Pada masa dewasa awal, individu menjalani proses perkembangannya dengan melanjutkan pencarian identitas spiritual, memikirkan untuk memilih nilai dan kepercayaan mereka yang dipelajari saaat kanak-kanak dan berusaha melaksanakan sistem kepercayaan mereka sendiri. Spiritual bukan merupakan perhatian utama pada usia ini, mereka lebih banyak memudahkan hidup walaupun mereka tidak memungkiri bahwa mereka sudah dewasa.
2.2  Dewasa Madya
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320).
Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi, tanggung jawab serta peran yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar orang dewasa; menjalankan rumah tangga, departemen, atau perusahaan; memiliki anak dan mungkin memelihara orang tua yang sudah uzur atau memulai karir baru.
2.2.1        Perkembangan Fisik
1.      Perubahan fisik
Sekelompok perubahan terjadi pada masa ini. Pada beberapa titik pada usia enam puluh, kemunduran yang terjadi dalam perkembangan fisik biasanya mengindikasikan bahwa masa dewasa tengah telah tiba. Kemunduran dalam penglihatan dan pendengaran, dan individu menjadi lebih pendek.
2.      Status kesehatan
Status kesehatan menjadi focus utama dalam masa dewasa tengah. Beberapa kemunduran diperkirakan terjadi. Gangguan kesehatan yang utama dalam masa dewasa tengah adalah penyakit kardiovaskuler, kanker, dan berat badan. Bagaimana individu menghadapi kemunduran fisik, secara umum akan berbeda-beda antara individu yang satu dengan lainnya.
3.        Gaya hidup, kepribadian, kesehatan, dan seksualitas
a.       Penyakit kardiovaskulerdan pola perilaku tipe A
Jantung dan arteri pembuluh darah menjadi kurang efisien pada masa dewasa tengah, dan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab utama kematian. Pola perilaku tipe A meliputi sekelompok karakteristik yan sangat kompetitif, kehendak yang kuat, Tidak sabar, dan bermusuhan yang dikaitkan dengan penyakit jantung.
b.      Perilaku tipe C
Hal ini merujuk pada kepribadian yang cenderung menderita kanker yang mencakup menahan diri, gelisah, kurang kemampuan dalam berekspresi, serta terpaksa. Tipe individu ini lebih cenderung menderita kaknker daripada orang yang lebih ekspresif.
c.       Ketangguhan
Ketangguhan merupakan kepribadian yang dicirikan dengan rasa komitmen, control, dan persepsi terhadap masalah sebagai suatu tantangan daripada sebagai suatu ancaman. Ketangguhan merupakan suatu penahan stress dan dikaitkan dengan penurunan penyakit
d.      Stress, diet, dan kanker
Kaitan antara kanker dan stress merupakan hal yang controversial. Stress tidak menyebabkan kanker, akan tetapi sebagian para peneliti percaya bahwa stress berkaitan dengan seberapa cepat perkembangan kanker. Diet terhadap lemak yang tinggi diasosiasikan dengan kanker payudara.
e.       Menuju kehidupan yang lebih sehat
Tujuh dari penyebab terjadian, misalnya penyakit jantung, stroke, dan kanker diasosiasikan dengan tidak adanya perilaku sehat. Perbaikan yang utama harus dilakukan adalah lebih pada perbaikan perilaku dan pada perbaikan medis.
f.       Perubahan biologis
Menopause adalah suatu tanda yang memberi signal berhentinya kemampuan untuk melahirkan anak, biasanya datang pada usia empat puluhan atau awal lima puluhan. Sebagian perempuan tidak memiliki masalah yang substansial dengan menopause, meskipun persepsi umum tentang menopause mengarah pada hal negative. Tetapi penggantian estrogen efektif dalam mengurangi kesakitan secara fisikdalam menopause. Laki-laki tidak mengalami ketidakmampuan menjadi ayah dari anak-anak, meskipun kadar testosterone mengalami penurunan secara bertahap.
g.      Sikap-sikap seksual dan perilaku
Perilaku seksual pada masa dewasa tengah biasanya terjadi pada frekuensi yang seringkali kurang daripada dalam masa dewasa awal. Meskipun demikian, sebagian besar orang dewaasa pada usia tengah baya menempatkan suatu ketertarikan yang sedang atau kuat dalam seks.
2.2.2 Perkembangan Kognitif
Beberapa kemunduran pada daya ingat mulai terjadi pada masa dewasa tengah ini, meski strategi-strategi dapat dilakukan untuk menanggulangi kemunduran tersebut. Kekurangan yang lebih besar terjadi pada memori jangka panjang. Proses-proses seperti organisasi dan pembayangan dapat digunakan untuk mengurangi kemunduran daya ingat. Kemunduran yang lebih pesat terjadi ketika informasi yang diperoleh bersifat baru atau katika informasi yang diterima saat ini tidak sering digunakan sama sekali, dan ketika yang digunakan adalah proses mengingat kembali daripada proses mengenali. Buruknya, kesehatan dan sikap-sikap yang negative berkaitan dengan kemunduran daya ingat.
1.        Kepuasan kerja
Kepuasan kerja mengalami peningkatan secara konstan sepanjang usia 20an hingga usia 60an. Bagi orang dewasa lulusan perguruan tinggi dan bukan lulusan perguruan tinggi.
2.        Jenjang karier
Sebagian dari kita berpikir bahwa kehidupan karier orang dewasas seperti rangkaian langkah-langkah yang terpisah satu sama lain seperti layaknya anak tangga. Mamiliki pendidikan perguruan tinggi akan membantu kita naik tingkat dalam jenjang. Sebagian besar kemajuan karier terjadi pada awal dalam kehidupan orang dewasa. Kita, setidaknya pada usia 40 hingga 45 tahun dan individu yang dipromosikan lebih dahulu naik lebih jauh.
3.        Perubahan karier
Hanya sekitar 10% dari masyarakat yang mengalami perubahan dalam pekerjaan saat paruh kehidupan. Sebagian karena mereka dipecat, dan yang lainnya adalah karena motivasi mereka sendiri dalam paruh kehidupan. Kita sering kali mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan kita dalam artian berapa banyak waktu yang masih kita miliki dalam suatu pekerjaan.
4.        Waktu luang
Waktu luang merujuk pada waktu yang menyenangkan setelah bekerja ketika individu bebas untuk mengikuti aktivitas dan keinginan yang mereka pilih sendiri, seperti hobi, olah raga, atau membaca. Kita tidak hanya butuh untuk belajar bekerja dengan baik, tetapi butuh belajar menikmati waktu luang. Paruh kehidupan mungkin suatu waktu khusus yang penting untuk waktu luang karena perubahan secara fisik yang terjadi dan karena persiapan untuk suatu pengunduran diri dari aktivitas.
Menurut Labouvie, perkembangan kognitif masa dewasa madya mencapai fase pragmatis. Menurut Perry, perkembangan kognitif masa dewasa madya telah mencapai pemikiran jamak, pemikiran yang semakin relative, dan relativitas penuh.
Menurut Piaget, masa dewasa madya termasuk dalam tahap operasional formal. Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda. Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
Menurut Schaie, perkembangan kognitif masa dewasa madya memiliki 3 tahapan kognitif, yakni tahap responsibility stage, executive stage, danreorganizational stage.




2.2.3 Perkembangan Sosioemosional
1.      Cinta dan Pernikahan
Cinta kasih sayang atau sebagian teman meningkat pada masa ini, khususnya dalam pernikahan yang telah bertahan selama bertahun-tahun. Perceraian mungkin lebih positif atau negatif daripada perceraian.
2.      Sarang Kosong dan Pengisian Kembali
Kepuasan pernikahan akan menurun jika anak-anak meninggalkan rumah setelah masa remaja karena orang tua mendapatkan banyak kesenangan dari anak-anaknya. Akan tetapi, sarang kosong biasanya lebih meningkatkan kepuasan pernikahan daripada menurunkan.
Jumlah anak-anak muda dewasa yang terus tinggal denagn orang tuanya atau mengisi sarang yang kosong dengan kembali ke rumah setelah pernikahan gagal, kesulitan ekonomi, kuliah, atau kehilangan kerja, mengalami peningkatan. Pengisian kembali sarang kosong ini memerlukan adaptasi.
3.      Hubungan Saudara dan Kandung dan Persahabatan
Hubungan saudara kandung berlanjut seumur hidup. Banyak hubungan pada masa dewasa yang sangat dekat, terutama jika mereka dekat pada masa anak-anak, meskipun sebagian ada yang tidak atau acuh atau sangat bertentangan.
Persahabatan terus menjadi penting dalam masa ini. Persahabatan yang berlangsung lama sering semakin dalam dan intim.
4.      Hubungan Antargenerasi
Umumnya ada kontak yang berkelanjutan antargenerasi dalam keluarga. Kontinuitas yang lebih besar terjadi dalam sikap-sikap politik dan agama, kontinuitas yang lebih kecil terjadi pada peran gender, gaya hidup, dan orientasi kerja. Ibu dan anak perempuan memiliki hubungan paling dekat. Perempuan memainkan peran penting dalam memantau akses pada kerabat dan kedekatan.
Generasi usia tengah baya disebut generasi “sandwich” karena kewajiban financial dan pemebrian perawatan pada yang masih muda dan pada orang tua yang lanjut usia mungkin menimbulkan stres. Generasi ini memainkan peran penting dalam menghubungkan generasi.
2.2.4 Perkembangan Spiritual
Dewasa pertenghan merupakan tahap perkembangan spiritual yang sudah benar-benar mengetahui konsep yang benar dan yang salah, mereka menggunakan keyakinan moral, agama dan etik sebagai dasar dari sistem niali. Mereka sudah merencanakan kehidupan, mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan terhadap kepercayaan dan nilai spiritual.
2.3  Dewasa Akhir
Menurut J.W. Santrock, ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
1.      Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
2.      Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
3.      Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
4.      Saling merawat sebagai suami-istri
5.      Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda).
6.      Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
7.      Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

2.3.1   Perkembangan Fisik
Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Menurut Hurlock, terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir, diantanya adalah daerah kepala, daerah tubuh, dan daerah persendian.
2.3.2   Perkembangan Kognitif

1.      Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi substansial.
2.      Pekerjaan dan Pensiun
Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun 1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70%. Satu perubahan penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu.
Pensiun merupakan ide yang relatif baru. Ide ini baru menampakkan efeknya di banyak negara maju sepanjang abad kesembilan belas dan awal abad dua puluh ketika harapan hidup meningkat. Di Amerika Serikat, depresi ekonomi 1930 merupakan pendorong sistem pengamanna sosial, yang bersama dengan perusahaan yang mensponsori rencana pensiun yang telah dinegosiasi dengan serikat buruh- memungkinkan banyak pekerja lansia yang pensiun dengan keamanan kondisi keuangan. Akhirnya, pensiun wajib pada usia 65 tahun menjadi sesuatu yang hampir universal.
3.      Pengaturan Tempat Tinggal
Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-institusi rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dsb. Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
2.3.3   Perkembangan Psikis dan Intelektual
Kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
2.3.4   Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi. Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
2.3.5   Perkembangan Spiritual
Periode perkembangan spiritual pada tahap ini digunakan untuk instropeksi dan mengkaji kembali dimensi spiritual, kemampuan intraspeksi ini sama baik dengan dimensi yang lain dari diri individu tersebut. Biasanya kebanyakan pada tahap ini kebutuhan ritual spiritual meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Lipuli, Ekukaritsia Razu. 2011. Perkembangan Masa Dewasa Tengah.  Diakses di alamat http://animenekoi.blogspot.com/2011/06/perkembangan-masa-dewasa-tengah.html [diakses 13/11/2013]
Perkembangan Kognitif diakses di alamat http://psikologigreat.blogspot.com/2013/01/perkembangan-kognitif.html [diakses 13/11/2013]
Santrock, John W. 1995. Life-Span Development. Jakarta: Erlangga

Susi. 2010. Perkembangan Aspek Spiritual (Remaja, Dewasa muda, Dewasa pertengahan, Dewasa akhir & Lansia). Diakses di alamat http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/perkembangan-aspek-spiritual-remaja.html [diakses 2/4/2014]